Inilah Kisah dan Kelemahan dari Achilles, Pahlawan dari Mitologi Yunani
Achilles adalah anak laki-laki besar sejak lahir, sangat kuat, dia juga sangat cepat sehingga dia dikenal sebagai “ringan”. Dia memiliki karakter yang kuat dan mengekspresikan keinginan yang berlebihan untuk ketenaran dan haus akan kekerasan terhadap teman-temannya.
Menceritakan bahwa perilaku ini disebabkan oleh ditinggalkannya ibunya, sebuah fakta yang menyebabkan banyak kesedihan di hatinya. Dia menghabiskan tahun-tahun awalnya di Phtia bersama ayahnya Peleus.
Gurunya yang hebat adalah Fénix, yang mengajarinya hal-hal terpenting untuk usianya, ikatan cinta dan persahabatan berkembang di antara mereka. Fénix mencintainya seolah-olah dia adalah putranya, dia selalu merawatnya dan bersamanya sampai masa mudanya.
Selama masa kecilnya dia juga bertemu dengan Patroclus, seorang pemuda yang dengannya dia berbagi semua petualangannya, bersama-sama mereka belajar seni bela diri dan disiplin lain yang akan menjadikan mereka pemimpin tentara di masa depan. Keduanya menjadi teman yang sangat baik dan hidup bersama selama sisa hidup mereka.
Ketika Achilles mencapai usia remaja, ayahnya mengirimnya Chiron, instruktur barunya. Chiron adalah centaur terkenal yang menonjol dari yang lain karena peradaban dan kecanggihannya. untuk alasan.
Dialah yang mengajari pangeran muda teknik defensif dan ofensif selama perang, obat-obatan, dan segala macam cara bertahan hidup dalam pertempuran. Prajurit hebat ini, putra seorang ibu dewi dan ayah fana, dengan kualitas yang membedakannya dari dewa lain dan manusia lain, dia adalah seorang setengah dewa.
Kelemahan Achilles
Konon, dia tidak sepenuhnya abadi, bagaimana mungkin pria luar biasa seperti Achilles memiliki sisi lemah? Oleh karena itu, Achilles dapat bertahan dari luka apa pun, tetapi dia akan mati di dekat kakinya, oleh karena itu frasa terkenal dari “Tumit Achilles”, sebagai sinonim untuk kelemahan.
Perang Troya
Serangkaian peristiwa memicu pertempuran besar antara Yunani dan Trojan yang dikenal sebagai Perang Troya. Pertempuran ini telah diumumkan selama bertahun-tahun dan diketahui bahwa Achilles akan mati di dalamnya.
Thetis, ibu tercintanya, menyadari pengumuman yang mengerikan itu, memandikannya dengan air ajaib untuk memberinya keabadian. Dia kemudian mencoba menyembunyikannya di antara putri Raja Lycomedes dari pasukan perang, tetapi usahanya sia-sia, karena Achilles mendapati dirinya sendirian di tengah godaan musik terompet, perisai, dan tombak.
Jadi dia pergi bersama Odiseus untuk berperang bersama tentara Yunani.Selama pertempuran dia terkenal dengan kekejamannya, dia menghancurkan kota-kota, menjarah apa yang dia temukan dalam perjalanannya. Dia menabur ketakutan di antara Trojan karena mereka tahu mereka tidak akan melawannya, di medan perang ini dia kehilangan sahabatnya, Patroclus, yang dia membunuh Hector dan bertarung dengan kemarahan dan pembalasan yang lebih besar.
Kuda-kuda yang ditawarkan kepada Trojan berfungsi sebagai jebakan untuk menyerang kota Troy. Ketika Achilles melintasi Tembok Besar, dia terus menghancurkan segala sesuatu di jalannya, meskipun dia juga mendapat kematian.
Paris, putra Raja Priam dan saudara laki-laki Hector, yang dilindungi oleh dewi Aphrodite, tahu bagaimana memulai kencan yang sukses di belakang Achilles, yang sangat cepat menyebabkan kematiannya. Tanpa diragukan lagi, Achilles adalah salah satu yang paling pahlawan terkenal dari mitologi Yunani.
Partisipasinya dalam perang pasukan memungkinkan orang-orang Yunani memenangkan pertempuran, tetapi itu mengorbankan nyawanya. Ini adalah contoh yang jelas bagaimana keinginan untuk balas dendam, kemarahan dan kejahatan akan menyebabkan kematian yang tragis melampaui kepahlawanan.
Baca juga: Karakter di Pokemon Unite Bisa Didapatkan Secara Gratis